can you hear my heart?

can you hear my heart?

Jumat, 19 Oktober 2012

71 Into The Fire Synopsis



Hmm, mungkin agak telat banget ya gue nonton fil Into The Fire, udah lama juga nih film. Tapi waktu itu udah download, tapi ga ngerti cara splitinnya, akhirnya ga nonton-nonton. Baru tau kemaren pas lagi iseng-iseng jalan ke Kober buat ngambil pesenan kaca mata, pas liat-liat dvd ternyata ada into the fire.

After all, menurut gue ceritanya bagus, apalagi ini diambil dari kisah nyata kan. memilukan, apalagi yang main akang TOP. si TOP TOP banget aktingnya. Emang ya He's the top of the top. Apasih haha. Yaudahlah biar ga lama-lama juga langsung aja kita baca sinopsisnya. Cekidot.

Cast:
Choi Seung Hyun aka TOP as Oh Jang Beom
Cha Seung Won as Park Mu Rang
Kim Seung Woo as Kang Seok Dae
Kwon Sang Woo as Gu Kap Jo


Film ini diawali dengan seorang tentara pelajar yang disuruh membawa persediaan senjata kepada kelompok tentara diatas gedung. (Siapakah dia? Tentu saja tak lain dan tak bukan akang TOP) Walau dengan perasaan takut namun ia tetap melaksanakan perintah. Setelah ia memberikan persediaan senjata kepada kelompok tentara di atas gedung,  tragisnya, baru saja ia keluar dari gedung, serang dari tank menghancurkan dan membunuh semua tentara. hasil dari serangan tersebut, tentara Korea Selatan berkurang drastis.

Jang Beom menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat perwira Han Su dibunuh oleh tentara Korut dengan sangat tragis, ia berusaha untuk menembak tentara Korut tersebut, namun karena saking gemetarnya, ia tidak bisa memasukkan peluru ke dalam senapannya. Untungnya prajurit Korsel datang dan membunuh tentara Korut yang membunuh perwira Han Su.

Karena kekurangan pasukan, akhirnya Korea Selatan mundur. Setelah itu ada flash back saat dimana Jang Beom (TOP)  berpisah dengan ibunya sebelum ia pergi berperang.

 Di sekolah yang dijadikan markas, Jang Beom dirawat oleh perawat (Park Jin Hee) karena menderita luka ditangan dan telinga. walau diajak ngobrol dan ditanya mengenai lukanya, Jang Beom tetap diam.

Jenderal Seok Dae (Kim Seung Woo) melihat Jang Beom yang duduk di teras dan bertanya apakah dia menemani perwira Han Su hingga akhir hayatnya.

Jang Beom mengangguk. Seok Dae lalu menanyakan nama tentara pelajar ini, dan ia pun menjawab, “Oh Jang Beom.”

Pada saat yang sama, datanglah  65 orang pelajar datang menjadi relawan perang, 3 orang tahanan penjara juga dikirim karena ingin membantu perang yang salah satunya adalah Kap Jo (Kwon Sang Woo). Dengan ditambah 3 orang tentara pelajar yang masih selamat dari perang sebelumnya, jumlah total tentara pelajar kini 71 orang.

Seok Dae mengingatkan mereka bahwa mereka ada dalam perang, jadi tentara atau pelajar, mereka adalah harapan negara mereka. Dari 3 orang tentara pelajar yang masih selamat itu, Seok Dae menunjuk Jang Beom sebagai pimpinannya. Namun ada beberapa tentara pelajar yang tidak setuju dengan dipilihnya Jang Beom sebagai ketua, diantara mereka berpendapat bahwa sebaiknya diadakan pemilihan. Namun Seok Dae menjelaskan bahwa Jang Beom lebih berpengalaman dari yang lain karena ia sudah pernah ikut perang sebelumnya.

Sebelum pergi ke Nakdong Seok Dae memberikan jam tangannya kepada Jang Beom sebagai petunjuk baginya. Jang Beom yang  belum pernah membunuh itu akhirnya hanya pasrah saat diberi tugas itu. Seok Dae menunjuk Jae Seon (4th period/detective in 40 minute) sebagai operator komunikasi dan menyuruhnya mempelajari cara mencari sinyal dan menghubungi dirinya. Kemudian Seok Dae dan semua tentara pun pergi menuju Nakdong. Sementara itu, Mu Rang (Cha Seung Won), jenderal dari Korea Utara mengincari Pohang.

Di markas yang berupa sekolah itu, 71 pelajar berkumpul. Bahkan seorang adik rela ikut perang agar bisa bersama kakaknya. Namun selain teman-teman veterannya dan Jae Seon tidak ada yang mau mendengarkan dan membantu Jang Beom. Sementara Kap Jo dan teman-temannnya sangat menganggap remeh pelajar yang pendiam ini.

Baru beberapa jam saja, kap jo dan kawannya sudah meledakkan granat ke gudang makanan mereka sendiri. Alhasil mereka harus diet sampai tambahan bahan makanan datang. Malamnya, disaat tentara pelajar yang baru berkumpul dan bercanda ria, Jang Beom menulis surat kepada ibunya. Isi surat itu menceritakan bahwa hari ini hanya ada 71 orang di markas, dan dia mendengar suara tawa para tentara pelajar dikelas sebelah, dan ia berharap suara tawa itu akan tetap ada seterusnya.

Namun, sekelompok tentara Korea Utara melintasi sekolah mereka. Para tentara pelajar ini langsung mempraktekkan cara menembak yang baru diajarkan tadi siang. Saat meninjau korban, Jang Beom melihat masih ada satu tentara yang sekarat dan berkata "eomoni... eomoni...(ibu....ibu....)". Kap Jo kesal karena Jang Beom tidak juga membunuh tentara Korut itu. Namun saat Kap Jo hendak membunuhnya, Jang Beom telah lebih dulu menarik pelatuk pistolnya. Jang Beom berjalan melewati teman-temannya. Jang Beom berkata di dalam hati, “ibu...selama ini aku menganggap tentara Korut adalah manusia dengan tanduk dan senjata. namun dia memanggil ibu dalam bahasa yang sama denganku. ibu...hari ini aku telah membunuh satu tentara Korut.”

Paginya, Jang Beom mengajak sekelompok orang untuk mencari senjata yang tersisa di gudang di hutan. Kap Jo merokok, dan ia sudah ditegur oleh wakil komandan. Namun Kap Jo tidak mau mendengarkan, padahal tentara Korut bisa mencium bau rokok Kap Jo jika ia terus merokok. Dan benar saja, tiba-tiba terdengar suara letusan. Seorang tentara Korut menembak adik kecil yang mengikuti kakanya itu, dan menembak si gendut teman Kap Jo. Kap Jo yang marah karena temannya dibunuh langsung mengejarnya. Jang Beom menyusul Kap Jo untuk melarangnya, karena pasti tentara itu lari ke markasnya. Namun semua teman2nya ikut mengejar tentara itu. Dan benar saja, tentara Korut sudah menunggu untuk menembaki mereka. Korban berjatuhan dikedua belah pihak sampai akhirnya tentara Korut mundur. Saat Jang Beom mengejar musuh, ia mendapati bahwa yang didepannya adalah seorang anak kecil dengan seragam tentara Korut. Kap Jo datang, walau dilarang Jang Beom ia tetap menembak anak itu. Mereka saling menodongkan senjata. Namun Jang Beom akhirnya pergi dalam diam. Kap Jo berteriak bahwa anak itu adalah orang utara dan membawa senjata. Namun Jang Beom tetap mengacuhkannya.

Di sekolah Kap Jo mengubur kawannya dengan sedih. Chang Woo berusaha mengobati adiknya dengan obat seadanya. Jang Beom dan 3 ajudannya berusaha menghubungi Seok Dae. Jae Seon sempat-sempatnya curhat sampai mau nangis dan bilang bahwa situasi tak menentu, mereka 2 kali bertemu tentara Korut, 6 tewas dan 15 orang luka. Seok Dae yang dalam suasana perang berkata bahwa ia akan datang membawa bantuan. Jang Beom ditugaskan untuk melapor 30 menit sekali dan bertahan dua jam saja. Jang Beom yang tak sempat bicara hanya diam. Dia tahu sulit sekali untuk Seok Dae datang apalagi membawa bantuan.

Di hutan, salah satu tentara pelajar tertangkap tentara Korut. Namun Jenderal Mu Rang malah memberinya minum dan membawanya dari tenda interogasi. Ternyata Mu Rang membawanya kembali ke sekolah. Disekolah semua tentara pelajar tersisa menodongkan senjata kepada Mu Rang, namun tidak ada yang menembak karena Mu Rang datang membawa bendera putih, tanda ia datang dalam keadaan tidak berperang. Mu Rang bertanya siapa yang bertanggung jawab disini. Jang Beom maju. Mu Rang berkata 2 jam lagi saat tengah hari ia akan menyerang sekolah ini, kecuali jika mereka mengibarkan bendera Korut di Sekolah ini dan mau menyerah. Namun Jang Beom menjawab degan tegas bahwa 2 jam lagi mereka akan bertemu lagi disini. Mu Rang berkata ia akan tetap memberi kesempatan bagi mereka.

Kap Jo marah dan memukuli tentara pelajar yang membawa Mu Rang ke markas. Jang Beom datang dan berkata mereka harus tetap bertahan. Kap Jo berkata ia akan pergi menyusul Seok Dae ke Nakdong dan akan mati dengan keren disana sementara Jang Beom akan mati seperti anjing disini. Jang Beom berkata kalau Kap Jo mau pergi, maka pergi saja. Mereka berdua berkelahi.

Disisi lain halaman sekolah, Chang Woo memangku adiknya yang terluka dan sekarat. Berkali-kali adiknya menyuruh Chang Woo menghentikan penderitaannya dan menyodorkan senjatanya ke Chang Woo, namun Chang Woo menolaknya dan mengatakan, “Bertahanlah sebantar lagi bantuan akan datang, nanti kau bisa memakan semua Kimchi jatahku.” Chang Woo dilema antara ia tidak ingin kehilangan adiknya, atau ia akan membuat adiknya menderita sementara ia tahu bahwa adiknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Sementara itu Kap Jo dan Jang Beom masih berkelahi. Jang Beom berkata bahwa mereka harus tetap bertahan dan berjuang. Perkelahian mereka terhenti ketika mendengar suara tembakan. Ternyata Chang Woo menembak adiknya atas permintaan adiknya untuk menghentikan rasa sakitnya. Chang Woo dengan ekspresi bersalah langsung menuju pos jaganya. Kap Jo terdiam dan mengajak temannya pergi.

Di Nakdong, Seok Dae meminta atasannya untuk mengirimkan bantuan ke Pohang, namun tidak ada lagi pasukan yang bisa dikirim. Sampai akhirnya ia dan 10 orang tentara dibekali senjata oleh Amerika. Sementara itu di sekolah, semua menyiapkan persenjataan. Kap Jo dan temannya bertemu tentara Korut dan menolong mereka mendorong truk yang mogok. Kap Jo dan temannya pun diperbolehkan menumpang.

Jang Beom tidak tinggal diam. Dia bersama tentara yang lain membongkar segala gudang dan memakai semua barang yang ada sebagai senjata. Jam sudah menunjukkan tepat tengah hari. Semua tentara pelajar menunggu dengan tegang. Sampai ada yang berceletuk bahwa jika mereka mati hari ini mereka udah tenang karena ga harus mikirin persediaan makanan lagi. Jang Beom berdiri di koridor dan berkata bahwa mereka harus berjuang sampai akhir. Seok Dae mempercayakan sekolah ini untuk kita jaga agar jangan sampai jatuh ke Korut, oleh karena itu kita harus percaya diri.

“Kita ini, tentara atau pelajar?” tanya Jang Beom.

Semua berteriak dengan semangat bahwa mereka adalah tentara, “Hidup tentara pelajar!”

Murang dan pasukannya yang banyak datang. dan langsung disambut oleh tembakan meriam. perwira Korut marah sama Mu Rang.

“Lihat, katamu mereka hanya tentara pelajar, tapi mereka menembaki kita,” katanya.
Mu Rang hanya bergumam, “aku bersikap baik, tapi mereka membalasnya dengan ledakan.”

Perwiranya terus saja menyalahkan betapa bodohnya Mu Rang mencoba berbaik hati terhadap mereka. Mu Rang langsung membunuh perwira tersebut. (orang pertama yang dibunuh Mu Rang di film ini, orangnya sendiri. sigh....).
 
Mu Rang menyuruh anak buahnya menyerang sekolah itu. Jang Beom dan teman2nya bersiap. Kelompok 1 dihalaman melepaskan granat dan kelompok 2 dari ruang kelas menembaki tentara Korut.
 
Hebatnya tentara palajar ini, berhasil menghancurkan beberapa lapisan penyerang Korut. Namun banyaknya pasukan Korut membuat mereka kewalahan dan terdesak, ditambah  pengalaman perang mereka tidak ada dan senjata yang terbatas. Mereka terdesak dan masuk ke dalam sekolah. Namun tiba-tiba truk Korut datang menabraki semua orang dan menembak semua tentara Korut. Ternyata Kap Jo dan temannya kembali.

“Kalian tenang saja, kami datang,” seru Kap Jo dari atas truk dan Jang Beom tersenyum.

Semua tentara pelajar sembunyi disetiap ruang kelas. Jang Beom dan Kap Jo berada dalam kelas yang sama.  Suasana hati mereka berdua sudah mencair.

“Aku hanya anak miskin,” cerita Kap Jo, “aku tak mampu bersekolah, jadinya aku hanya bisa berkelahi hingga masuk penjara. Orang tua ku di bunuh tentara Korut. Karena itu aku akan membunuh mereka semua.”

Jang Beom hanya diam mendengarkan sambil mempersiapkan senjatanya.

“Hey, kalo aku bisa sekolah, aku pasti lebih pintar dari kau,” kata Kap Jo.

Jang Beom menatap Kap Jo dan tersenyum sambil berkata, “kau itu....tentara pelajar,” kata Jang Beom dan Kap Jo tersenyum.

Mereka keluar dari kelas, namun kondisi mulai memburuk, teman-teman mereka sudah banyak yang tewas. Saat akan menuju ke atas, teman Kap Jo menolong mereka sampai tertembak. Kap Jo sedih, namun ia harus meninggalkan temannya untuk bisa sampai ke atas atap. Di tangga, dua teman mereka sudah menunggu, “semua sudah siap, kalian duluan saja, nanti kami menyusul,” katanya. Namun mereka tertembak, tapi sebelum mati mereka sempat membuka jirigen minyak dan membakarnya puluhan tentara Korut yang mengejar Kap Jo dan Jang Beom tewas.

Dari jauh, Seok Dae menyuruh truk berhenti dan mendengar suara ledakan dan tembakan. Ia bertanya apakah kontak ke sekolah bisa dilakukan, anak buahnya menjawab tidak berhasil, tidak ada yang menjawab panggilannya. Seok Dae menyuruh anak buahnya untuk segera ke sekolah. Sementara itu Jae Seon (yang jadi operator) tertabrak tank, namun sebelum mati ia masih sempat membuka granat ditangannya.

Berdua di atas atap, Kap Jo dan Jang Beom menembaki tentara Korut. Mu Rang masuk ke sekolah dan membunuh semua tentara pelajar yang masih hidup. Teman Kap Jo yang sekarat mencoba menembak Mu Rang, tapi hanya mengenai tangan. Marah, Mu Rang langsung membunuhnya.
Mu Rang tahu orang yang dicarinya ada diatas (Jang Beom). Diapun menyusul ke atap. Di atap, Kap Jo dan Jang Beom berjuang habis-habisan. Hanya tinggal mereka berdua sekarang, sementara tentara Korut terus berdatangan. Mereka berhasil membunuh pasukan itu, namun keduanya terluka parah. Jang Beom terjatuh diatas tumpukan karung. Kap Jo yang masih bisa berdiri tertawa dan meminta Jang Beom untuk bertahan. Jang Beom tersenyum dan susah payah berkata, “kau keren.”

Kap Jo tersenyum, tapi Mu Rang yang telah sampai di atap langsung menembaknya. Jang Beom yang kesulitan untuk bicara dan berdiri hanya bisa marah dan meneteskan air matanya. Mu Rang menghampiri Jang Beom, tapi kakinya ditahan Kap Jo yang masih hidup. saat akan menusuk Mu Rang, Kap Jo lebih dulu tertembak oleh Mu Rang. Jang Beom yang melihat Kap Jo mati didepannya berusaha mengumpulkan tenaganya. Mu Rang mendekat dan berkata seharusnya hal ini tidak perlu terjadi. Jika mereka menurunkan bendera Korsel maka mereka semua bisa selamat. Jang Beom mencoba bangkit dan menembak Mu Rang, tapi peluru Mu Rang juga mengenai punggungnya. Jang Beom jatuh terlentang. ia melihat dada Mu Rang tertembak, namun Mu Rang masih tegak berdiri. Mu Rang marah pada Jang Beom dan menembak Jang Beom. Namun sebelum menembak ia sudah terjatuh karena Seok Dae telah menembaknya dari belakang. Mu Rang mati.

Seok Dae menghampiri Jang Beom yang sekarat. Jang Beom hanya tersenyum melihat jenderalnya. Walau adegan ini ga da dialog tapi dari matanya seolah Jang Beom bilang kami telah berhasil bertahan, lalu Seok Dae seperti mengatakan terima kasih sudah bertahan sampai sejauh ini. Seok Dae menitikkan air mata namun Jang Beom tetap tersenyum sambil menggenggam tangan Seok Dae. Seok Dae memeluk Jang Beom dan menangis keras. Genggaman Jang Beom terlepas dan membuat kantong sakunya terbuka, menunjukkan ada lembaran2 kertas. (adegan ini yang kayak nunjukin dari lembaran2 ini sutradara dapat ide untuk membuat film perang ini )

Di akhir, film flashback saat Seok Dae bersiap meninggalkan sekolah, Jae Seon yang sedang belajar memakai alat komunikasi mereka dipanggil. ternyata mereka berfoto bersama didepang sekolah. Seok Dae melihat mereka semua sekilas. Jang Beom dan Kap Jo masing-masing berada diujung lalu mereka difoto untuk yang terakhir kalinya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar